background

Sabtu, 20 Juli 2013

Belajar tajwid ghorib

belajar ilmu tajwid ternyata tak hanya belajar idzhar,  ikhfa, idghom, iqlab, dan mad saja.. ternyata ada juga ilmu tajwid yg mungkin belum qt pelajari, yakni terdapat bacaan ghorib atau musykilat..
oke langsung saja yah..
1. imalah : مجرها bacaan ini dibacanya "majrehaa" bukan majroha.. karena cara bacanya berbeda dengan cara baca yg biasanya makanya dinamakan ghorib atau aneh
2. isymam : لاتأمنا bacaan ini cara membacanya "la ta'manna" tapi ketika membaca "manna" nya mulutnya yg pertama nyengir kemudian maju atau manyun atau monyong kemudian nyengir lagi baru "na".. beda dari cara baca biasanya kan? nah makanya termasuk aneh atau ghorib..
3. naql : بئس الاسم yg ini dibaca "bi'salismu" bukan "bi'sal-ismu"
4. tashiil : ءاعجمي ini dibaca "aa'jamiyyu" bukan "a a'jamiyyu atau a-a'jamiyyu" hamzahnya disambung membacanya..
5. shifir : shifir ada dua macam yakni shifir mustathil dan shifir mustadir.. jika di dalam bacaan qur'an terdapat shifir maka jika membacanya disambung bacaan tersebut dibaca pendek. sedangkan jika diwaqafkan dan terdapat shifir mustathil maka bacaan tersebut dibaca panjang. adapun jika diwaqafkan dan terdapat shifir mustadir maka bacaan tersebut dibaca pendek..

oke sekian dulu yah postingan tentang tajwid ghoribnya..
see u next time.. :)

Jumat, 26 April 2013

Mirisnya Indonesia

Assalamu'alaikum Wr Wb
holaaaa,kali ini untuk pertama kalinya aq mw posting pendapatku yang selama ini ada dalam benak dan pikiranku..
jujur miris sekali melihat rakyat indonesia dengan keadaan ekonomi yang lebih banyak kekurangan dibandingkan rakyat indonesia yang sejahtera, na'as betul rasanya kalau memikirkan bahwa potensi indonesia itu memiliki kekayaan yang berlimpah sedangkan keadaan ekonomi rakyat indonesia sendiri kekurangan dan memiliki hutang yang banyak dan kian bertambah tiap tahunnya..
lihatlah rakyat indonesia yang ekonominya di bawah standar, mereka hidup dengan serba kekurangan. tidak merasakan kehidupan yang layak, padahal dalam undang-undang pemerintah lah yang menjamin penghidupan yang layak untuk orang-orang miskin..
semestinya rakyat di segala penjuru daerah di indonesia bisa merasakan kesejahteraan jika negara kita ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah serta letak geografis yang strategis.. sayangnya kekayaan indonesia justru dikeruk oleh negara lain, misalnya seperti freeport, emas kita yang semestinya menjadi milik kita justru dimiliki oleh negara lain.. tak hanya kekayaan alam tapi juga ketenagakerjaan juga diperas oleh bangsa lain, mereka memberikan lapangan kerja di negara kita sendiri untuk terus dipekerjakan oleh mereka dengan gaji yang tidak sebanding dengan tenaga kerja di negara mereka sendiri.. inilah yang dinamakan penjajahan modern.. mungkin tidak seperti penjajahan dahulu kala yang secara langsung menindas dan menjajah, namun penjajahan modern saat ini lebih kepada pemerasan dan pengurasan alam maupun tanaga kerja..
satu kesalahan terbesar indonesia adalah tidak mengolah kekayaan alamnya sendiri, indonesia lebih cenderung kepada budaya konsumtif.. coba bayangkan jika indonesia mampu mengolah potensinya sendiri, pasti rakyat indonesia saat ini makmur dan sejahtera..
bangsa indonesia sebenarnya memiliki banyak orang yang pintar, dan saya yakin indonesia sebenarnya mampu mengolah kekayaan alamnya sendiri.. hanya saja sayangnya pemerintah tidak mengadakan tindakan untuk bisa mengolah alamnya sendiri, pemerintah justru lebih mementingkan nafsunya untuk mendapatkan kekayaan yang berlimpah dengan memanfaatkan jabatannya.. dimanakah akal sehat, kepintaran, iman dan hati nuraninya.. sudah lupakah mereka akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin bangsa yang harusnya menyejahterakan rakyatnya bukan menyejahterakan dirinya sendiri.. pemerintah terus saja berhutang lagi dan lagi tiap tahunnya bukannya mengadakan perubahan yang lebih baik agar rakyat sejahtera tanpa harus berhutang.. undang-undang yang ada pun tidak direalisasikan dengan baik..
oh ya, apakah kalian sadar bahwa kita ini sedang dijajah budayanya.. budaya kita yang diajarkan nenek moyang kita dahulu untuk mengedepankan sopan santun, tata krama kini mulai terkikis.. lihatlah anak-anak zaman sekarang yang bertindak tidak sopan pada orang tuanya maupun gurunya ketika sedang mengobrol atau berbicara.. budaya barat yang tidak baik langsung saja menjadi trend anak muda saat ini..
oleh karena itu peran islam sangat penting untuk menjadi filter atau penyaring budaya-budaya asing yang tidak baik agar tidak langsung ditiru oleh kita sehingga semua akan menjadi seimbang nantinya..
saya rasa cukup sekian pemaparan dari saya ^^
oke, see you later in the next posting.. bubye..

Sabtu, 05 Januari 2013

PERTOLONGAN ALLAH SANGATLAH DEKAT

- Pernahkah Saat kau duduk santai dan menikmati harimu... tiba-tiba kau terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang..?

Itu adalah Allah Yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk hatimu... (QS 4:114 , 2:195 , 28:77)

- Pernahkah Saat kau sedang sedih..kecewa..Tapi tak ada orang disekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati..?

Itulah saatnya di mana Allah..Sedang rindu padamu dan ingin agar kau berbicara pada-Nya.. (QS 12:86)

- Pernahkah kau tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu..dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kau bertemu dengannya..atau menerima telepon darinya..?

Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu..Tak ada yang namanya kebetulan... (QS 3:190-191)

- Pernahkah Kau mengharapkan sesuatu yang tak terduga..yang selama ini kau inginkan..tapi rasanya sulit untuk didapatkan..?

Itu adalah Allah Yang mengetahui dan mendengar suara batinmu..Dan hasil dari benih keebaikan yang kau taburkan sebelumnya.. (QS 65:2-3)

- Pernahkah Kau berada dalam situasi yang buntu..semua terasa begitu sulit.. begitu tak menyenangkan..hambar..kosong..bahkan menakutkan..?

Itu adalah saat di mana Allah mengijinkan kau diuji..supaya kau menyadari Keberadaan-Nya..Dan Allah ingin mendengar rintihan dan doamu...

Karena DiA tahu kau sudah mulai melupakan-Nya dalam kesenangan... (QS 47:31 , 32:21)

Sering Allah mendemonstrasikan RAHMAT dan KEKUASAAN-NYA di dalam area..di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu...

Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terbaca olehmu...?

TIDAK..! Sekali lagi Tidak ada yang kebetulan...

Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...

Rasakan kehadiran-Nya...

Dengarkan suara-Nya yang berkata..

"Jangan Khawatir..AKU ada disini bersamamu..!" (QS 2:214 , 2:186, 50:16) 

Minggu, 12 Agustus 2012

Ibnu Al Haitham

Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham, atau dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenal dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, mate­matika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat 
seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop...

Masa ilmuwan-ilmuwan Islam
Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.

Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya. Salah seorang daripada tokoh tersebut ialah Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham.

Perjalanan hidup

Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Beliau memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada penulisan.

Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.

Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seo­rang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate­matik, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.

Karya dan penelitian

Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui pelbagai data penting mengenai cahaya.

Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, antaranya ialah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahaskan mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang bayang dan gerhana.

Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila mata­hari berada di garis 19 darjah di ufuk timur. Warna merah pada senja pula akan hilang apabila mata­hari berada di garis 19 darjah ufuk barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah berjaya menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.

Ibnu Haitham juga turut melakukan percubaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ terhasillah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kanta pembesar yang pertama di dunia.

Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemui prinsip isi padu udara sebelum seorang saintis yang bernama Trricella mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian. Ibnu Haitham juga telah menemui kewujudan tarikan graviti sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Hai­tham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur telah memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar. Teori beliau telah membawa kepada penemuan filem yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita tontoni pada masa kini.

Filsafat

Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logik, metafizik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.

Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang menjadi pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara berpunca daripada pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya.

Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran wajar diragui dalam menilai semua pandangan yang sedia ada. Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.

Bagi Ibnu Haitham, falsafah tidak boleh dipisahkan daripada matematik, sains, dan ketuhanan. Ketiga-tiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya dengan sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat, kekuatan fizikal dan mental akan turut mengalami kemerosotan.

Karya

Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berjaya menghasilkan banyak buku dan makalah. Antara buku karyanya termasuk:

1. Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
2. Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri;
3. Kitab Tahlil ai’masa^il al ‘Adadiyah tentang algebra;
4. Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
5. M.aqalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
6. Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.

Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan falsafah amat banyak. Kerana itulah Ibnu Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan sehingga ke hari ini.
Kamera Obscura (dalam bahasa Latin berarti kamar gelap), pengembangan hasil penemuan Ibnu Al Haitham yang didasarkan atas prinsip menangkap pantulan cahaya dari sebuah benda.

Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah “dicuri” dan “diceduk” oleh ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau. Sesungguhnya barat patut berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam kerana tanpa mereka kemungkinan dunia Eropa masih diselubungi dengan kegelapan.

Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran falsafah Yunani.

Tingkat - tingkat Kepribadian Manusia

Abdul Fattah Rashid Hamid Ph.D., Seorang psikolog Muslim lulusan St. Louis University USA , dalam bukunya “ Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual” menyebutkan bahwa perjalanaan setiap Individu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut :

Kepribadian Tingkat I : AN-NAFS al- AMARAH

Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan Ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya, menjadi paling dominan.

Kepribadian Tingkat II : AN-NAFS al-LAWWAMAH

Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subjek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.

Kepribadian Tingkat III : AN-NAFS al- MULHIMA

Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat Takwa dan mencari Ridha Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu berzikir dan mengikuti sunnah nabi Muhammad SAW.

Kepribadian Tingkat IV : AN- NAFS al-QANAAH

Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain .
Ketinggalan ‘status ‘baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidakpuasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserakahan dan ketidakmatangan pribadi. Pada tingkat ini , manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.

Kepribadian Tingkat V : AN-NAFS al- Mut’MAINNAH

Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah SWT. Ia tidak ingin memperoleh pengakuan dalam masyarakat atau apapun tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.

Kepribadian Tingkat VI : An-NAFS al- RADIYAH

Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah Ridha padanya . Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah : “.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu...” Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terimakasih nya.

Kepribadian Tingkat VII : An-Nafs al-KAMILAH

Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-insan al –Kamil)
Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. “Selubung diri “ nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad SAW adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia .

Ditingkat mana diri berada? ..........................

Seorang ahli hikmah berkata ; “Barangsiapa hendak memperbaiki jiwa hendaklah bersungguh-sungguh menekan diri sampai terbebas dari keburukannya “
Wallahualam bishawab

(Sumber : Ir Permadi Alibasyah : “Bahan Renungan Kalbu” )
BC06022010

www.bulancahaya9.blogspot.com

40 Keistimewaan Wanita dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم







Berikut merupakan keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah.






1.Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.

2.Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA dan orang yang takutkan ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

3.Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.

4.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail Alaihissalam

5.Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam) di dalam syurga.

6.Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7.Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8.Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9.Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10.Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11.Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12.Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam “Ibunya.”

13.Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14.Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15.Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16.Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA 

17.Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18.Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19.Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

20.Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

21.Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.

22.Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

23.Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

24.Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

25.Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

26.Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

27.Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

28.Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

29.Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.

30.Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

31.Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

32.Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

33.Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

34.Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

35.Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

36.Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

37Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.

38.Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

39.Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

40.Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

( Dari sumber )






^__^ INDAH NYA JADI WANITA SHOLEHAH ...TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH & SUAMI 



Subhanallah....... 













♥ ~ NOTE & SHARE ADMIN Ukhty La Tahzan ~ ♥

http://www.facebook.com/profil​e.php?id=100002714615976&sk=wa%E2%80%8Bll


★  *  ★   *★   *   ★ *  ★   



★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




SILAKAN TAG/COPY/SHARE NOTE DARI ADMIN KAMI

SEMOGA BERMANFAAT ^___^


http://www.facebook.com/pages/​Mencintai-Mu-Karena-Allah/2286​09320497073

Sunnah - sunnah di Hari Idul Fitri

1. Bangun pagi
Bangun pagi supaya bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal.

2. Mandi pagi

عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).” (Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya dalam Al-Umm)

Dalam atsar lain dari Zadzan, seseorang bertanya kepada ‘Ali radhiallahu ‘anhu tentang mandi, maka ‘Ali berkata: “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu benar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177))


3. Berpakaian rapih sesuai sunnah

Ummu Athiyyah berkata:

أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِيْ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَ ذَوَاتِ الْخُدُوْرِ . فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

“Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami mengeluarkan para wanita gadis, haidh, dan pingitan. Adapun yang haidh , maka mereka menjauhi sholat, dan menyaksikan kebaikan dan dakwah/doanya kaum muslimin.Aku berkata: ” Ya Rasulullah, seorang di antara kami ada yang tak punya jilbab”. Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) jilbabnya kepada saudaranya”. [Al-Bukhory dalam Ash-Shohih (971) dan Muslim dalam Ash-Shohih (890)]

Namun berpakaian rapih disini bagi wanita bukan berarti berdandan dan memakai wewangian, karena hal tersebut tidak diperbolehkan bagi kaum muslimah.


4. Makan sebelum sholat

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. وَقَالَ مُرَجَّأُ بْنُ رَجَاءٍ: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا

Dari Anas bin Malik ia berkata: Adalah Rasulullah tidak keluar di hari fitri sebelum beliau makan beberapa kurma. Murajja‘ bin Raja‘ berkata: Abdullah berkata kepadaku, ia mengatakan bahwa Anas berkata kepadanya: “Nabi memakannya dalam jumlah ganjil.” (Shahih, HR Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Akl Yaumal ‘Idain Qablal Khuruj)


5. Jalan kaki ke musholla (tempat sholat) Ied

Ali bin Abi Tholib-Radhiyallahu anhu- berkata:

مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا

“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); di-hasan-kan Al-Albany dalam Shohih Sunan At-Tirmidzy (530)]

Abu ‘Isa At-Tirmidzy- rahimahullah-berkata dalam Sunan At-Tirmidzy (2/410), “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.


6. Takbir ketika menuju musholla

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)

Asy-Syaikh Al-Albani berkata: Telah shahih mengucapkan 2 kali takbir dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu:

أَنَّهُ كَانَ يُكَبِرُ أَيَّامَ التَّشْرِيْقِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Bahwa beliau bertakbir di hari-hari tasyriq:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

(HR. Ibnu Abi Syaibah, 2/2/2 dan sanadnya shahih)

Namun Ibnu Abi Syaibah menyebutkan juga di tempat yang lain dengan sanad yang sama dengan takbir tiga kali. Demikian pula diriwayatkan Al-Baihaqi (3/315) dan Yahya bin Sa’id dari Al-Hakam dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dengan tiga kali takbir.

Dalam salah satu riwayat Ibnu ‘Abbas disebutkan:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلَّ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(Lihat Irwa`ul Ghalil, 3/125)


7. Sholat ‘Ied berjama’ah

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوْصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)


8. Mendengarkan Khutbah

Jamaah Id dipersilahkan memilih duduk mendengarkan atau tidak, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَالَ: إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ

Dari ‘Abdullah bin Saib ia berkata: Aku menyaksikan bersama Rasulullah Shalat Id, maka ketika beliau selesai shalat, beliau berkata: “Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 1155)


9. Mengucapkan Tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”

Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ

“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)


10. Pulang dengan rute yang berbeda

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدٍ خَالَفَ الطَّرِيْقَ

Dari Jabir, ia berkata:” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda. (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 2/472986, karya Ibnu Rajab, 6/163 no. 986)